Pergeseran, itulah sebuah fase yang kualami saat ini. I’m 22.. Perguruan tinggiku usai dan susuai tahap yang entah di buat siapa, inilah waktunya membuat atau tepatnya menjadi mesin penghasil uang. Ini bukan perihal gampang, terutama bagi orang-orang sepertiku. Teman-temanku terkaget-kaget ketika ku katakan “I’m jobless and my profesion is jobseeker”. Sedikit banyak mereka tau reputasiku, sayangnya itu tidak berlaku di dunia yang baru. Melompat dari satu situs kesitus lainya, meng-klik setiap kesempatan yang sekiranya mampu kulakukan, apa saja. Aku sampai hafal web yang menyediakn informasi lwongan kerja, dari yang high quality sampai low end. Tapi juga bukan asal sikat, menurutku sendiri, aku pemilih. Penganguran sombonglah.. istilahku.
Aku bebrapa kali gagal di tahap akhir, etahlah. “Mungkin belum rejeki, atau.. Tuhan sedang menyiapkan yang lebih baik, atau.. Itu bukan pekerjaan yang cocok” begitulah nasehat mereka. Cukup untuk mengutuki diriku, betapa bodohnya aku. Aku percaya pada ucapan mereka dan sebagian nasehatku sendiri. Hanya.. terkadang itu terasa menyedihkan.
Aku mau membangun jembatanku sendiri, meski itu dari bambu. Bantu aku ya... sang Maha Segalanya... Bantu aku dengan keterbatasan, sedikit kemampuan dan usaha yang ku lakukan. Bantu aku, seperti Engkau membantuku selalu. Seperti saat-saat sulit itu..
Kringgggggggggg.... dering telpon, Jogja.